Alm KH Mahrus Ali (Cirebon/Lirboyo), KHR As'ad (Situbondo) dan KH Ali Maksum (Yogyakarta) (foto dari ) |
kembalinya NU sebagai basis Masyarakat yang menegedepankan nilai-nilai Humanis tanpa mengecualikan sebagai masyarakat sebuah bangsa, menjadikan Ormas NU tanpa disadari memunculkan bibit kepemimpinan yang Nasionalis dan kaya dalam spritual yang akhir-akhir ini disebut sebagai Islam Nusantara yang terlahir atas kesatuan dan pembaharuan hukum konstitusi dan Syariat.
ada dua hal yang menggambarkan keseriusan NU dalam mengawal NKRI yang seutuhnya ini, pertama menerimanya NU terhadap asas Pancasila dan satu-satunya Ormas Islam yang tidak menentang pada saat itu, mebuka sebuah ruang idiologi masyarakat dalam sebuah Negara tanpa mengesampingka Idiologi Islam yang absolut.
kedua dari keterlibatan NU pada momentum Khittoh NU tersebut ialah keabsahan sebuah Negara dan kepemimpinan Nasional sebagai bangsa yang berdaulat tidak mempertantangkan dan justru dari sebaliknya eberadaan NU mengarah kepada Civil Sociaty dalam pembangunan Masyarakat yang bermoral dan ber-ahlakul karimah dengan kombinasi Islam dan Indonesia.
dibalik kembalinya NU ke Khittoh 26 di Situbondo pada tahun 1984 tersebut, ada ulama' khos yang dikenal sebagai ulama' karismatik di balik tokoh-tokoh muda yang pada masanya menjadi bagian dari kepemimpinan Bangsa yang sangat berpengaruh dan berperan besar pada saat itu.
selanjutnya di wisatapesantren.blogspot.com