BELAJAR NASIONALISME DIPESANTREN AL MUTTAQIN PANCASILA SAKTI KLATEN



Pondok Pesantren Al Muttaqin Pancasila Sakti, disaat gencar-gencarnya penolakan terhadap Idiologi Negara dengan mengatasnamakan Agama untuk mendirikan negara Khalifah, Pondok Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti berdiri tegak di bumi pertiwi, dengan Pancasilanya yang membentengi keragaman, keutuhan Nusantara, dan kekohannya sebagai sentral pendidikan agama islam.

Disinilah Al Muttaqin menjadi bagian penting dalam memperagakan nasionalisme kaum bersarung dan Pondok Pesantren yang notabeninya lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pancasila Saktinya menjadi landasan dan semangat Nasionalisme dan kekokohanya kaum santri terhadap Indiologi Negara dengan membela atas Takwa Allah SWT.

Pesantren Pancasila Sakti ini berdiri pada tahun 1974 M dan didalam catatan sejarahnya dirintis semenjak tahun 1959 oleh KH Moeslim Rifa'i Imam Puro atau yang lebih di kenal dengan nama Bah Liem  di Dukuh Sumberejo, Troso, Karanganom Klaten Jawa Tengah. pada mulanya desa ini merupakan tempat yang minim pemahaman terhadap Agama Islam dan Negara.

perjuangan KH Moeslim Rifa'i Imam Puro atau Bah Liem inilah, Desa itu terkekang oleh kesunyian nilai-nilai Rohani, datang kedesa dengan mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendirikan Mushollah yang diberinama Shidodadi pada tahun 1960 dan kemudian nama musholla ini dirubah menjadi Al-Muttaqin dengan harapan adanya rasa sifat ketakwaan dan menjadi cikal bakal berdirinya pesantren kebangsaan.

Dipesantren Al-Muttaqin Pancasila Sakti, keberadaan nilai-nilai rohani bersanding dengan semangat Nasionalime, mewajibkan para santrinya di saat mengaji kitab kuning dan kegiatan pesantren untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan disamping itu juga, bendera merah putih berkibar dengan sayapnya garuda menghiasi seluruhan pondok pesantren hingga di atas nisan Kyai bangsa ini.


Bah Liem atau KH Moeslim Rifa'i Imam Puro merupakan keturunan PakuBuwono dari kesunana Surakarta. dalam hidupnya hanya kesetiaanya terhadap menjaga keutuhan NKRI dan kesataraan sosial masyarakat yang berlandaskan Binnika Tuggal Ika. dikalangan pesantren, Bah Liem di kenal sebagai Kiai Khos atau Ulama' Karismatik dan dikatakan bahwa beliau merupakan salah satu lima lima kiai yang dipatuhi oleh Gus Dur (guru spritual).

ketokohan Bah Liem di mata publik, dikenal sebagai ulama yang mencintai terhadap nilai-nilai kebangsaan, pluralitas dan pluralisme, terhadap kerukunan beliau mendirikan jonglo perdamaian ummat seluruh dunia yang berada di lokasi Pondok Pesantren Al-Muttaqin Pancasila Sakti. di pesantren inilah, pendidikan agama sebagaimana pesantren pada umumnya yang mengunakan metode salaf dan menerima pola medernisasi pendidikan. dalam kegiatanya belajar-mengajarnya, tentang kebangsaan, wawasan sosial dan agama menjadi acuan pokok dalam karekter Pesantren.

PROFIL "RIWAYAT BAH LIEM" DALAM KAJIAN TOKOH (Selanjutnya di edisi...)

Comments
0 Comments