SEJARAH SIDOGIRI, PONDOK PESANTREN TERTUA DI INDONESIA


SEJARAH PONDOK PESANTREN SIDOGIRI
(kajian Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan, bagian kedua)

Pondok Pesantren Sidogiri lebih dikenal sebagai Pesantren salaf di Indonesia. pesantren yang berdiri hampir Tiga Abad] ini merupakan pesantren sebagai pengelola ekonomi terbaik, pesantren dengan pola Pengembangan Salaf yang sampai saat ini tetap berpegang teguh dalam pendirianya.

Pondok Sidogiri merupakan lembaga Islam tertua di Indonesia, lembaga salaf yang lebih mengedepankan pembekalan Teologi (akidah), Syari'ah dan Akhlakul Karimah berlandasakan Ahlussunnah wal Jama'ah baik secara Minhaju Al-Fikr dan Minhaju al-Ijtima'.

Berdiri pada pada Abad-17 ditahun 1745 M atau 1158 H oleh Sayyid Sulaiman dari Cirobon yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dari marga Basyaiban. adapun berdirinya pesantren terdapat dua versi sejarawan tentang tahun berdirinya pesantren ini, sebagian mengatakan berdiri pada tahun 1718 dan sebagian yang lain yang pada 1745.

Saat membabad Pesantren, Sidogir pada saat itu masih hutan balantara, Sayyid Sulaiaman yang ditemanin oleh menanntunya Kyai Aminullah yang berasal dari Bawean menjadikan hutan ini sebagai Pesantren dan manjadi nama tempat atau desa di Kab Pasuruan tersebut, konon pada saat itu kawasan Sidogiri tidak terjamah oleh manusia dan di huni oleh mahluk halus.

Adapun silsilah Sayyid Sulaiman merupakan putra pertama Sayyid Abddurrahman bin Umar bani Syaibah dan Syarifah Khadijah. merupakan cucuk Syarif Hidayatullah (Suanan Gunung Jati) dari Ciribon. dan nasab keturunannya dari Ulama' Hadramaut Yaman.

Pada pertengahan Abad ke-18 kepemimpinan Sidogiri setelah ditinggalkannya oleh Sayyid Sulaiman, kholifah Peantren dipimpin oleh menantunya KH Aminullah asal bawean yang lahir di Handramaut sampai akhir tahun abad-18 M, setelah itu pesantren Sidogiri di Pimpin oleh santrinya KH Abu Darrin (asal magelang) yang degan ke-alim-annya dan banyak karya. KH Abu Darrin merupakan keturunan Sayyid Sulaiman.


Pesantren Sidogiri pada masa penjajahan dan (selanjutnya di...)
Comments
0 Comments